Selasa, 12 April 2016

Memparafrasekan Pantun, Makna Gurindam dan Syair



1.  Pantun
No
Pantun
Parafrase
1.       
Mengggelegar Surati tertawa
Membangunkan kawanan burung gelatik
Berdebar hati dan jiwa
Mendengar presiden baru dilantik
Seorang yang hatinya cemas ketika presiden baru dilantik apakah presiden baru bisa lebih baik dari presiden yang lalu.
2.       
Terdengar merdu suara musik klasik
Segera berdansa si abang Jali
Merdu suara si bisu berbisik
Terdengar nyaring di telinga si tuli
Seseorang yang membayangkan hal yang mustahil serta tidak masuk akal untuk dilakukan, tapi cocok untuk dijadikan bahan lelucon.
3.       
Sungai besar tempat berang-berang
Berang berlari, jauh melangkah
Bagaimana nanda tidak kurang
Kerja ayah hanya menulis naskah
Anak yang merasa hidupnya serba kurang, karena ayahnya tidak sanggup memenuhi kebutuhannya dikarenakan sang ayah hanyalah seorang penulis naskah drama (seorang sutradara drama)
4.       
Berburu ke semak belukar
Bertemu kawanan burung jalak
Apa arti orang yang pintar
Jika tidak tahu moral dan akhlak
Seseorang yang pintar tidak ada gunanya apabila ia sendiri berakhlak buruk dan bermoral rendah, sama saja ia dikatakan sebagai orang bodoh.
5.       
Suku asli suku jawa
Punya aksara penuh maknawi
Korban harta korban nyawa
Hanya untuk ibu pertiwi
Pahlawan yang telah berjuang dengan mencurahkan semua harta benda dan dirinya sendiri hanya untuk membela, dan memerdekakan Indonesia.

2.  Gurindam
No
Gurindam
Makna
1.       
Pabila berani pada orangtua
Itu tanda anak yang durhaka
Jika seorang anak berani membantah nasihat orangtuanya, menentang perintahnya, berarti itu tanda-tanda anak yang durhaka
2.       
Barang siapa tidak mau bertanya
Maka dialah yang sesat dijalannya
Seseorang yang tidak mau bertanya, maka ia akan kebingungan serta tidak tahu harus ke mana melangkah, karena merasa dirinya paling pintar.
3.       
Rajin olahraga sedari dulu
Pasti tubuh sehat selalu
Jika kebiasaan olahraga ditanamkan sejak dahulu, maka kesehatan jasmani akan terjaga.
4.       
Jika sampah dibuang sembarang
Tentulah banjir datang menerjang
Jika masyarakat tidak menyadari kebiasaannya membuang sampah sembarangan dan tidak merubahnya, maka tentu saja bencana banjir akan datang akibat ulah manusia sendiri.
5.       
Siapa suka berburuk sangka
Pasti kelak akan masuk neraka
Bagi orang-orang yang suka suudzan atau berburuk sangka, menuduh orang lain yang sebenarnya tidak melakukan kejahatan, maka sama saja ia memfitnah dan kelak di akhirat ia akan masuk neraka Allah SWT.

3.  Syair
No
Syair
Makna
1.       
Semua manusia kan pasti mati
Baik petani ataupun menteri
Mari kita bercermin diri
Agar kita tak sampai merugi

Semua manusia dan semua makhluk yang bernyawa pasti akan mati, mati tak perlu pandang bulu apakah orang itu kaya ataupun miskin, maka dari itu kita harus menata diri dan introspeksi apakah diri kita sudah baik, sudah banyak amal untuk bekal di akhirat apa belum sama sekali.
2.       
Zaman sekarang persaingan ketat
Tak kuat bersaing bisa melarat
Agar dirimu mampu dan kuat
Perpustakaan bisa menjadi obat

 Masa di era globalisasi penuh dengan persaingan, orang bertambah pintar, teknologi makin berkembang, apabila orang-orang yang tidak menguasai teknologi dan tidak berbekal ilmu maka ia akan ditindas zaman, maka dari itu perlu membekali diri dengan ilmu dan mental kuat, mencari ilmu bukan hanya dari sekolah melainkan dari membaca buku dari perpustakaan yang merupakan jendela dunia.
3.       
Dunia ini sudah akhir
Jangan sampai kita tergelincir
Mari kita terus berdzikir
Bersama syekh Abdul Qodir
Dunia ini sudah mulai tua, dan akan berakhir tapi tak katu kapan, jangan sampai terjerumus ke dalam perbuatan tercela dan jalan yang salah, untuk menghindarinya maka kita harus sering-sering berdzikir kepada Allah SWT. Dalam syair ini si penyair Abdul Qodir ingin mengajak semua manusia untuk bersama berdzikir kepada Allah dengan dirinya.
4.       
Untuk hari esok yang penuh haru
Tak kan ada putus asa dibenakmu
Raih cita lupakan masa lalu
Itulah niat dihati terpatri selalu

Esok hari merupakan harapan, tak tahu susah atau senang yang akan didapatkan, tetap pantang menyerah untuk menggapai semua yang diimpikan dengan melupakan semua yang terjadi dan menganggapnya sebagai pelajaran, dan itulah yang harus dijadikan niat hati untuk mengejar mimpi.

Nama                                : Awanda Gita

Kelas/ No. Absen             : XI MIA 1/ 30

Tidak ada komentar:

Posting Komentar